Kita bukan mau ngebedah si Vienna, maksud nama Vienna diatas maksudnya lagu Dear Vienna, tepatnya gue mau ngebedah lagu Dear Vienna.
Dear Vienna adalah salah satu lagu Owl City favorit gua, karena lagunya emang indah dan bagus. Subjektif? Namanya juga opini hehe. Gue cuman mau ngasih pendapat arti dibalik lagu ini, karena emang klo dijabarin itu bisa banyak pendapat yg masuk.
Ga percaya lagu ini super keren? Nih download sini. Adam Young itu seorang Lyric Genius! Dia jago nge-mix musik sehingga bisa bikin nuansa yang halus.
Ok, jadi sebenernya apa sih arti Dear Vienna?
Ya seperti kita nulis surat atau nulis diary, pasti awalnya nulis "Dear Diary" or else. Ya tujuannya menyapa aja untuk ngobrol. Nah, terus siapa si Vienna ini? Tukang gorengan? (hehe, sorry buat yg namanya Vienna) Bukan, yg jualan gorengan itu mas Ajul (sorry yg ngerasa ajul hehe). Ya, kita anggap Vienna itu seseorang yg kita ingin curhatin. Sehingga dari judulnya itu bisa diketahui dimana seseorang sedang nulis sesuatu yg berhubungan dengan si 'Vienna'.
Terus 4 bait pertama:
I regarded the world as such a sad sight
Until I viewed it in black and white
Then I reviewed every frame and basic shape
And sealed the exits with caution tape
Until I viewed it in black and white
Then I reviewed every frame and basic shape
And sealed the exits with caution tape
'I regarded the world as such a sad sight'. Kok galau banget sih? Yah ini masih lirik awal, kayak prelude di dongeng. Dari pandangan gue sih, yg bikin gue suka ini lagu, gue juga menatap dunia dengan pandangan yang iba, banyak banget hal-hal buruk terjadi, apalagi jaman sekarang, peer numpuk, ulangan sana sini, les, nyuci, ngepel, ,masak, bah udah kayak pembokat deh. Hahaha, sebernya bukan itu sih yang bikin gua memandang dunia ini menyedihkan, tapi, moralitas.
Moralitas itu ga cuman mengatas namakan cinta, men. Tapi moralitas itu ngutamain rasa kasih. "Apasih beda cinta sama rasa kasih?" bedanya? Sama aja kaleee. Tapi kata cinta itu ga cocok sama kata moralitas. Bukan salah kata Cinta Laura nya juga sih, sebenernya salah cara pandang manusia terhadap kata cinta itu sendiri. Yang mengatas namakan cinta selalu terjerat, terjebak, sulit untuk bebas membagi rasa kasihnya sama orang lain sekitarnya. Berat sebelah deh pokoknya. Beda sama rasa kasih, rasa kasih lebih membuat bebas seseorang memiliki komunikasi dengan yang lainnya, bisa membagi rasa kasihnya. Eits! Tunggu! Jangan pergi Rosalinda! Maksudnya bukan bibit poligami bisa deket cewe/cowo sembarangan. Kita harus punya jarak komunikasi, taulah maksudnya. Tapi dasar kasih sayang itu mirip sama difusi kayak platyhelminthes atau cacing pipih. Apasih Difusi? Difusi itu jadi penyetaraan jumlah zat yang ada pada bagian2 tubuh. Jadi semua bagian tubuh dapet zat tersebut. Misalkan aja darah deh, diseluruh tubuh itu perbandingan darah udah pas, ga ada tuh namanya kepala kita ga kebagian darah, ileran kali klo ga ada darah. Sebelu berceloteh panjang lebar, mari kita kembali kerasa kasih. Ya jadi seperti itulah rasa kasih, kita emang diperuntukan untuk selalu berbagi or sharing sama orang-orang yang kita sayangi. Nah, That's thing why makes me pity to his world from the other horrible things that I hate..
NOTE: Bukan berarti gue ga suka orang-orang yg bawa-bawa nama cinta loh ya.
'Until I viewed it in black and white'. Maksudnya gue lebih milih natap dunia dengan kondisi buta warna? Ga banget deh. Gue mensyukuri seluruh kelebihan yang diberi Allah SWT. Terus apa itu 'black and white'? Kita nulis itu umumnya make tinta hitam kan, ya mungkin ada jg yg make warna biru, merah, pink, ungu, coklat bahkan kuning t**. Atau ngetik dengan warna font yg serupa Itulah hal yang mewakili kata 'black' pada liriknya. Terus untuk 'white', itu udah pasti kertas buat nulis. Emang sih ada orang yg nulis2 di meja, tapi masa mau ngirim surat harus ngirim mejanya sekalian sih? Untung sih buat yg dikirimin, tapi kitanya? Rugi bandaaarrr!
"Oke, jadi lu mau nyiram mata lo make tinta terus nempel kertas ke mata lo?"
Aje gileeee, kagaklaah. Maksudnya tuh, gua lebih suka nuangin inspirasi melalui tulisan. Baik kisah atau puisi berdasarkan pengalaman hidup gua yg memberikan inspirasi. Gue juga nulis kisah atau puisi ga frontal2 amat, kata-kata itu bagaikan batu dan tembok raksasa dimana kita bisa bersembunyi dibaliknya. But, still people who known the rock or wall better than us can find us. Gitu cara gue nuangin pemikiran. Dunia serasa lebih indah dalam pandangan kita bukan? Jangan muna. Tapi jgn membuat hal ini bikin terlena. Dreams are luxury. Kita harus berusaha untuk menghadapi hal-hal yang menghambat, mimpi itu untuk diwujudkan, bukan sebagai pemuas batin. Oke, selain nulis, gua suka banget mengenang hal-hal pada masa lalu. Masa lalu itu erat banget kan sama warna item atau putih. Menurut gua sih gitu. Kenangan juga sama kayak mimpi, suatu kemewahan memilikinya, tapi jgn pernah dijadikan narkoba batin doang, jadikan pendorong!
'Then I reviewed every frame and basic shape'. Review atau evaluasi. Hal yang paling doyan gua lakukan dan mengemis-ngemis ke guru matematika klo mau ada ulangan. Ga tau deh gimana klo gurunya super pelit ngasih evaluasi. Itu cuman hal kecil yang paling bisa disadari, tapi sebenernya, pernah ga sih kita review diri kita sendiri? "Pernah dooong" "Jarang-jarang" "Oooh iya iya tau" "Oh pernah waktu itu sekali". Review kayak gini susah banget, kita harus ngeliat ukuran 'frame' yang pas sama kita, maksudnya, apakah lingkungan kita udah pas? Yakin ga sih lu tuh cocok bergaul dilingkungan itu? Atau lebih tepatnya, baik ga dampaknya lingkungan kita bergaul itu. Terus, look to our own basic shape, gimana sih bentuk awal kita, maksudnya bukan bulet, panjang atau lonjong. Tapi kita harus ngeliat penampilan diri kita.Ga mungkin kita ngomong sama orang Amerika yang ga bisa bahasa Jawa, tapi kita malah pake bahasa Jawa, itu contoh simpelnya.
'And Sealed the exit with caution tape'.Misal lagi belanja di Mall, terus kebakaran (Naudzubillah deh), kita larinya pasti ke tangga darurat yang bacaannya 'Exit' kan? Nah, misal ke kebun binatang terus liat kandang singa, pasti ada semacam tulisan yg menunjukkan 'Caution' biar kita ngga coba2 ngedeket ke itu kandang, apalagi nyoba buat ngebukanya.
Sekarang coba bayangin kalau seandainya di Mall yg kebakaran tersebut, ga ada yg namanya tangga darurat, tapi kandang singa yg ditempatkan disetiap tempat yang tadinya tanda 'Exit'. Mau lari kemana? Ga taukan? Lagian mana ada mall yang naro kandang singa coba. Maksudnya, bayangin klo ternyata pas kalian lagi turun di tangga darurat, tangga daruratnya juga kebakar? Masuk oven tuh. Nah, lirik di baris ini buat ngingetin, kita harus berpikir panjang sebelum melakukan sesuatu. Bisa aja hal yang kita anggap adalah jalan keluar malah bakal menjerat kita dalam masalah yang lebih dalam. Everything is not like it seems.
Itu mungkin sebagian ulasannya aja. Tapi nanti bakal dilanjutin. Mungkin ada beberapa yang ga setuju, tapi inilah kesubjektifan kayak sejarah sebagai cerita yang padahalnya kita sukai sewaktu anak-anak. Inilah perspektif gue, dan ini merupakan pengalaman yang emang pernah inpire gue.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar