Senin, 02 Mei 2011

The Real World

Semua orang pasti pernah merasa paling brilian, cemerlang.
Terus dicoba kebenarannya.
Dengan hasil yang semakin mendukung pernyataannya.


Tapi hal bodoh yang pernah gua sadari.
Yang ngga pernah terpikirkan.
Seberapa kuat, berusaha seseorang untuk mendukung kepintarannya, dengan sudut pandangnya atau sudut pandang orang lain, bakal susah buat tau dan ngeliat dari sudut pandang yang lainnya.


Dan perlu diketahui, dari hal seperti itu, orang yg membuktikan kepintarannya dengan caranya sendiri justru jadi hal yang konyol dipandangan orang lain.


Hal yang paling rentan adalah asumsi.
Ngga semua orang selalu berpandangan pada asumsi.
Salah satu faktornya adalah arti semu antara asumsi dan terkaan.
Beberapa cendikiawan masih berpegang pada asumsi dan diidentifikasi lalu ditiru oleh pengagumnya.
Namun beberapa juga hanya berpegang pada kenyataan, pembuktian yang ada, dan menganggap asumsi sebagai terkaan.


Orang juga bukan cuman merasa brilian dibidangnya, tapi juga dikehidupan sosialnya.
Banyak kepribadian orang dikehidupan. Pemarah, pemurung, penolong, pembohong, provokator, kikir, boros,  penjahat, dan salah satu yang terburuk adalah sikap munafik.
Gua gua ga bakal ngartiin dan berpendapat mengenai kepribadian yang ada.
Tapi setelah membaca, kita harusnya bisa mendefinisikannya sendiri.


Kadang orang membuat rumit perkataannya.
Yang mengindikasikan kepercayaan diri orang tersebut sedang memuncak.
Tapi ada juga yang menggunakannya untuk memanipulasi.
Tapi untuk beberapa orang yang memiliki pikiran yang rendah hati, mereka bisa melihat apa arti yang dibeberkan oleh si pembuat pernyataan.
Dari situ, kalau si pembuat pernyataan sadar, ia pasti akan malu. Malu total.
Tetapi kebanyakan orang berpikiran rendah hati lebih suka melihat para permbuat pernyataan lebih malu dengan membiarkan mereka merasa pintar.


Lalu ada juga orang yang merasa pintar karena hanya memandang sesuatu sebelah matanya.
Hal paling memprihatinkan.
Karena ini tindakan paling sok pintar yang buruk.


Pertanyaan ngga bakal terungkap hanya dengan bertanya dengan ahlinya.

"Kenapa ya hidup gua menyedihkan?"

"Kenapa ya Indonesia itu kotor?"

"Kenapa ya gua selalu sendirian?"

Kenapa ya...., ini..., itu...., blablabla....
Itu semua, dipantau dan diliat lagi, bukan pertanyaan, tapi cuman sekedar keluhan.
People always babling without know what are they talking about.


Gua nulis ini bukan karena gua munafik, emang bahasanya bikin bosen. Tapi itu emang kenyataan yang pernah gua alamin.

Silahkan debat apapun isinya, maaf kalau tersinggung, tapi sepenuhnya ini tentang gua.

Sorry,
Real world is lovely, but i won't live there.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar