Rabu, 04 Mei 2011

Peoples Cheating Their Own Life

Satu momen terjadi dan mengingatkan gua sama mantan presiden Habibie.
Jujur, beliau adalah presiden yang paling gua segani dan paling terhormat dimata gua.
Tau ngga sih rasanya kalau negara sendiri yang ngucilin dia?
Gua yakin pasti banyak yang merasa iba saat itu, berempati terhadap beliau

Banyak orang yang berpikiran hebat tentang ini seperti "Gimana Indonesia mau maju kalau orang pinternya dibuang?"
Atau
"Ih bodoh banget sih, masa orang pinter kayak Habibie dibuang gitu aja sih?"
Atau
"Duh, Indonesia..., Indonesia."
Dan masih beragam komentar lainnya.

Mereka hebat dalam mengkomentari hal-hal besar semacam itu.
Tapi,  apakah mereka sudah sadar akan lingkungan kecil mereka?
Apakah kita sudah cukup adil dalam menjalani kehidupan?
Apakah rasa lapang dada kita sudah cukup luas?
Apakah mulut kita sudah memiliki nilai etika yang baik?
Apakah kita sudah bisa mengendalikan emosi?
Apakah kita sudah tidak buta dan dapat membedekan yang benar dan yang salah?
Apakah kita tidak suka menganiyaya yang lain?

Bisa saja orang yang berkomentar hebat tentang kasus Habibie diatas pada kenyataannya lebih suka menghujat dan menyakiti orang. Sesungguhnya mereka hanya orang yang buta terhadap dunianya sendiri. Mereka tidak dapat mengurusi hidupnya dan hanya bergantung pada simpati kehidupan orang lain.

Menjijikan.



Sedang ramai juga berita tentang pembangunan serta upgrade mewah demi memfasilitasi dewan rakyat.
Dengan gemuruh dan emosinya rakyat mencela dengan nafsu.
"Mereka mencuri uang kita!"
"Mereka menggunakan yang bukan haknya!"
"Mereka benar-benar pemimpin korup!"

Selalu semangat dalam menegakkan keadilan pada kalangan atas.
Berusaha mendapatkan haknya kembali.
Namun itu semua hanyalah tindakan yang berdasarkan nafsu.

Apakah mereka sudah sadar akan lingkungan kecil mereka?

Apakah kita sudah cukup adil dalam menjalani kehidupan?
Apakah rasa lapang dada kita sudah cukup luas?
Apakah mulut kita sudah memiliki nilai etika yang baik?
Apakah kita sudah bisa mengendalikan emosi?
Apakah kita sudah tidak buta dan dapat membedekan yang benar dan yang salah?
Apakah kita tidak suka menganiyaya yang lain?

Mereka sudah cukup korup pada lingkungan kecil mereka.
Berpikirlah apakah layak mendapatkan sesuatu jika kita sebenarnya melakukan kenistaan yang tidak kita hiraukan?
Topeng.
Itu semua karena rasa dengki dan keuntungan masing-masing.

Muak sudah dengan ini semua.

Mereka sebenarnya tidak jauh korup dari yang lain

Hanya onggokan binatang buas yang bisa memuaskan nafsu mereka dengan hukum rimba.

Mereka benar-benar menipu diri mereka sendiri.

Curang.

Licik.



P.S:
Astagfirullahal'azim
Sebenernya gua juga menulis ini karena luapan emosi.
Gua sadari ini memang tercela.
Tolong maaf yang merasa tersindir.
Tapi semoga kita sadar pada lingkungan masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar